Kini perkuliahan secara jadwal akademik sudah dimulai. Ditandai dengan diadakannya stadium general semester gasal di Audit II Kampus III IAIN Walisongo Semarang, Senin 31/8. Stadium general dengan tema Ilmu dan Amal dalam Pandangan Kalam Muhammad Shaleh As-Samarani itu diisi oleh Muhammad Ghozali, M.Ag.
Dengan demikian, perkuliahan dengan segala kegiatan pengikutnya seharusnya mulai berjalan dengan normal ditandai dengan adanya dosen dan mahasiswa bertemu di ruangan kelas memulai perkuliahan maupun perkenalan, dilengkapi dengan absensi sebagai bukti formal kegiatan telah berlangsung.
Tapi, apa yang kami dapati? Pada hari pertama dan kedua, bahkan sampai satu minggu kegiatan perkuliahan belum mencapai 50%. Setiap kali berangkat ke kampus, kami atau tepatnya segelintir orang dari kami menunggu bapak dosen dan teman-teman hadir di ruangan kelas.
Yang terjadi kadangkala sangat lucu. Ketika mahasiswa datang di kampus, mereka menunggu lama dosen tidak segera datang. Tapi, ketika dosen datang, beliau tidak menemukan satupun mahasiswanya di ruang kelas.
Suatu kejadian yang lumrah yang mungkin disebabkan oleh penyesuaian pergantian kondisi, dari kenyamanan libur ke ketidaknyamanan masuk kuliah. Suatu fenomena yang sudah membudaya di kalangan kita. Sehingga kita enggan untuk merubahnya, walaupun sebenarnya kita bisa untuk itu.
Sedikit solusi yang mungkin bisa diterapkan jika ada kemauan dari mahasiswa adalah adanya komunikasi antara mahasiswa dan dosen tentang kapan perkuliahan mata kuliah tertentu bisa dimulai. Dengan adanya komunikasi yang baik, mahasiswa tidak perlu menunggu lama dan dosen tidak kecewa karena adanya kesatuan persepsi.
Dengan demikian, kegiatan perkuliahan bisa berjalan walaupun tidak menutup kemungkinan bolosnya mahasiswa-mahasiswa yang sedikit malas pergi ke kampus untuk kuliah.